10/12/2009

They make Tears


Anak meratap lirih meminta receh demi makan...
Ada curiga menatap, bertanya jijik melihat tangan meminta..
Ya Allah,.. Jauhkan mereka dari keduanya...
---
Pagi Senin, dimana semua aktivitas bermuara dalam seminggu kedepan, begitu juga dengan diri ini, memulai rutinintas bersua dengan dosen-dosen pintar kampus demi sebuah coretan tanganya di cetakan printer. Beranjak dari peraduan, terasa malas hati untuk melangkah, namun kewajiban memaksa untuk diri lebih bertanggung jawab.

Berangkat ke kampus, berhubung perut meronta-ronta minta jatah, mampir di sebuah warung makan kecil (jarang soalnya makan disini...kecil seh). Celingak-celinguk cari lauk yang cocok buat perut, tetep ngk ada yang pas (ngirit duit seh sebenarnya..) akhirnya dengan makanan normal, nasi, telur dadar, tempe-tahu, dan sedikit sayur yang berkuah. Explore posisi, biar bisa terlihat pemandangan bagus, duduk di pojok, berdekatan dengan kasier, lumayan kasiernya sedikit manis.

Sejurus didepan, ada terlihat kakak-adik berjalan dari arah luar, dekil kesan yang pertama terlihat, si kakak menuntun adiknya yang mungil menuju warung makan, "Permisi...." kata manis terucap dari sang kakak, berjalan mendekati meja-meja makan sambil menadahkan tangan, tanpa ada terucap kata hanya diam sejenak, sebelum berlalu ke pengunjung lain. Saat disampingku, tercium aroma jelek, hatiku langsung berontak, berguman ini-itu menolak kehadiran mereka. Dari dalam saku celana, tersampaikan Rp. 500 kepada sang kakak.

Berlalu mereka dari mejaku, menuju kasir membeli sebungkus nasi, pas disaat itu, sang pemilik warung keluar dari dalam dan langsung membukuskan nasi untuk mereka, terlihat antara sang pemilik dengan kakak-adik itu sudah mengenal. Nasi yang dibungkuskan melebihi porsiku, lauk yang diberikan pun double, ayam goreng lagi (ko sayah ngk dapet gini yaks,,hihi). Si kakak mengeluarkan receh hasil rejeki untuk di bayarkan, tapi malah ditolak oleh pemilik warung, malah di kasih Rp.5000 sebagai bonus (woow, baru kali ini liat ... ada bonusnya lagi). " makasih bu...." kata sang kakak, "iya, tar sore kesini ya,,,," pemilik itu menjawab. Aneh, hatiku bingung mendengar jawab sang Ibu warung, ko baik yah...

Berlalu sambil iseng saat bayar makan, aku bertanya.."itu tadi siapa bu, kenal yaks....??". Sang pemilik warung bercerita panjang, intinya,,, mereka dahulu tinggal di kampung itu, ayahnya merantau ke malaysia namun mengalami kecelakaan kerja disana, dan meninggal. ibu mereka juga merantau ke arab, tapi hingga saat ini ngk ada khabarnya.. sekarang, tinggal kakak-beradik itu yang bertahan hidup. sesaat aku menyesal dengan apa yang kupikirkan terdahulu, dan serasa berdosa membantu mereka dengan tidak ikhlas.

Saat keluar warung, mataku mencari mereka..berharap bisa melihatnya, namun tak ada (padahal dah lama banget ngeliatin jalan...). menaiki motor andalan menelusuri jalan, ketika berbelok ke arah tikungan.. mata ini tertuju pada dua anak yang sedang makan di bawah pohon, hati langsung berujar .. "iya..! itu mereka..!" terlihat dari kejauhan, sang kakak menunggu adiknya makan, benar kata ibu tadi, kakaknya sangat sayang dan melindungi adiknya,,. si adik dengan lahap makan, sesekali mengajak kakanya makan, mungkin kakaknya membiarkan adiknya kenyang, baru kemudian dia makan. entah...

Niatku menebus dosa, duit di dompet sedang sekarat, aku memacu motor ke ATM samping kampus, Antri...!! (selalu antri di jogja kalau bulan masih muda...dasar mahasiswa.!! hihi). selama menunggu, otak dan hatiku berdamai satu hal, Rp. 20.000 buat mereka. duit diambil, saatnya menghampirinya, namun...... ternyata mereka telah pergi, berjalan entah kemana... kususuri jalan hingga ujung dan kembali, ke masuki semua tikungan, ku jelajahi segala gang demi menebus dosaku... tetapi, mereka telah berlalu dan pergi...entah kemana..

Malu... satu kata yang terngiang di hati ini, ketika ku melihat mereka makan, kakaknya dengan sabar menunggu adiknya selesai makan.... terharu, hingga setetes air mengalir dari mata... Ya Allah, aku selalu mengeluh dengan keadaanku, ternyata....ternyata ada yang lebih berat dariku.... dan dia tabah...
Menyesal..., saat tangan itu memohon belas kasih, aku hanya memberi sedikit sekali..bahkan dengan curiga dan tanpa keikhlasan..... saat kutebus salah ini, ternyata niatku tak sampai...
Ya Allah.... ampun.....
.....
---
P/S :
1. Poto diculik dari mbah google.

10/07/2009

James Bond : Indonesian...??


Oktober, tanggal 1 itu, saat sinar mentari belum muncul.. aku berkeliling samsudin noor, sekedar melepas lelah duduk sembari chek in dan minta boarding pass, membunuh waktu dengan secangkir teh dan pop-mie untuk menjinakan perut. Ada pemandangan khas, diseberang meja terlihat tiga orang berbicara mengenai kriminal yang terjadi, entah dimana namun diskusi itu khusuk sekali. Perawakan dari ketiga orang itu ideal, tinggi-kekar-cepak, intuisi langsung jalan, mesti mereka penegak hukum indonesia.. !.
------
Pagi ini, koran kompas di halaman pertama, menyelipkan sebuah berita, simple namun bagiku ini sangat membanggakan sekaligus aneh bin ajaib... apa hal? tajuknya sih menggoda tawa : " sekolah tinggi 'james bond' di sentul"... hah ??!!, double 0 seven punya sekolah di indonesia?. Ternyata, jumat kemaren adalah wisuda pertama dari sekolah tinggi intelegen negara, ada sekitar 30 orang lebih yang di pindahkan tali toganya. Berdiri tahun 2004, berlokasi di daerah sentul dengan dua konsentrasi utama : agent and analyst!. Sedikit menerawang ke film-film spionase asing.., sekelebat agent, pasti tokoh idolaku pierce brosnan dalam golden eye, tomorrow never dies, atau sekelas tom cruisenya mission impossible.

Jadi, diprediksi oleh para pakar, dalam 10-15 tahun kemudian, mungkin salah satu dari mereka akan menjadi bigbossnya BIN..!!, sejenis direktur CIA dong. Ada yang menarik dari statement : ”Jika berhasil (menjalankan tugas) tidak dipuji. Jika gagal dicaci maki. Jika hilang tidak akan dicari. Dan jika mati tidak ada yang mengakui.”.., kalu dilihat dari kata itu, dan kenyataan yang sering terjadi, sungguh menyedihkan nasip para agent, tak pernah ada pengakuan dari negera terhadap jasa mereka. Namun, kalau wisudawan STIN ini menjadi agent nantinya, pertanyaanya adalah.... ketahuan ngk yaks...??.

Ada beberapa alasan yang bisa mendasari hal tersebut diatas, pertama. Mestinya, institusi penghasil intelligent itu tertutup, dalam artian rahasia!!, hanya negara yang tahu. Bukan malah menjadi tajuk headline koran. Kalau akabri, wajar harus di gembar-gemborkan, karena itu adalah kebanggan negara.. dimana ekuevalensi besarnya jumlah dan kapabilitas tentara yang dihasilkan berbanding lurus dengan pengakuan negara asing. Nah, kalau spionase di gegapgempitakan, apa yang terjadi dengan misi mereka kedepan..??.

Kedua, Inagurasi wisudanya mestinya juga jangan terekspose, mulai dari awal hingga berjalan nantinya.. sekarang, kita bisa mengerti, bahwa tahun 2009 ada 30 orang yang menjadi spionase. Misalkan, salah satu dari mereka menjalankan misi di malaysia atau australia, trus dicurigai,, kan tinggal di recheck ke daftar alumni STIN, nah apa jadinya kredibilitas Indonesia.??. Bisa-bisa dibilang spionase kacangan lagih, mirip kayak intel-intel aparat di kampung dong, baju kaos, rambut panjang, badan kekar, tapi ceritanya tentang kasus-kasus kriminal yang terjadi di lokasinya.

Berkaca dari film Andy lau - Internal Affairs, dimana dalam film tersebut, tak ada sedikitpun perayaan terhadap agent-agent dari masing-masing pihak, baik triad maupun kepolisian,semua serba rahasia dari semenjak awalnya, tak ada yang tahu dan bahkan menduga, kecuali bigboss masing-masing. Sekarang, kalau kita crosscheck dengan beberapa asumsi di atas, masih sangksi BIN bisa bersaing dengan Mossad, M16, atau dedengkot spionase dunia CIA dan FSB.

Walaupun sejatinya masih ada yang kurang dari kebijakan STIN dan negara, mengenai pendidikina spionase, namun saya pribadi tetap memberikan apresiasi tinggi kepada mereka, karena mereka berani teken kontrak mati terhadap negara tanpa jasa. Indonesia sekarang serius dalam menciptakan profesionalisme aparatnya, pioneer negara untuk segala urusan domestic dan foreign.

P/S :
1. Adopted story and Modified pic from Kompas Headline.