9/08/2009

Wir sind bereits Freunde

Those are fictive... just a synopsis the story of life..
For any further reason, all character are imagination only...!
If there is....

-----

-----

Kadang, dalam hidup selalu menemui masalah dan apa saja yang membuat pikiran dan emosi yang tersita, bahkan tersandra hanya karena sebuah kata "loyalitas". Entah sebuah kata itu berarti bagi seseorang atau hanya sebatas sebutan untuk mengalihkan kemarahan sementara, namun dalam beberapa episode hidup yang lewat, mereka begitu memujanya, lebih dari seorang Elizabeth I bagi kaum loyalis feodal di Englaland, atau bahkan pejuang sekaliber Kartini bagi para inlanders...

Waktu, kadang berbicara lambat.. namun sesekali jauh lebih cepat dari seberkas sinar mentari datang ke bumi,... dia, ...selalu berbicara melalui bahasanya sendiri, tanpa perduli segudang huruf runtuh kedalam otak, sejuta logika diperjuangkan untuk bisa merasakan pahitnya sebuah tanda seru... atau segalon arogansi amarah untuk meredakan dinginya es malam.... tak pernah ada cukup kalimat selain waktu yang bicara dengan suara lembutnya.... hingga kadang tersentak sadar, bahkan mungkin mati perlahan karenanya.....

Bagi beberapa mamalia bumi, sebuah kelompok adalah identitas diri, untuk bisa survive terhadap kejamnya dunia.. terlihat seperti wolf, atau bahkan werewolf untuk bisa lebih seram... mengapa???
Terlintas sejenak dalam alam benak pikiran ketika film underworld (liat pilemnya dlu, baru bisa meresapi intinya...commercial break), dua komunitas bersaing untuk arogansi masing-masing.. walau asal-usul mereka kurang lebih sama, namun menjebakkan diri pada manusia-manusia bodoh yang terlena akan kemajuan jaman...
Kembali ke komunitas, ... hingga kelompok itu sendiri mengorbankan dirinya, terasing...??, tidak, mereka tak pernah mengasingkan, hanya memberi ex-bands terhadap tubuh yang nakal, shock therapy untuk mengingatkan diri pada kreasi nya sendiri, hingga pada saatnya, akan kembali menjadi bagian utuh kembali, walau dengan sedikit codet yang membekas.

Tak semua niat baik itu diterima dengan hangat dalam pelukan bunda, ada sebuah hina didalam niat itu, seakan lebih besar dari proton dan electron yang mengelilingi core neutron, rotasi logika berkecamuk pada dirinya, seakan pasang-surut mengikuti gavitasi rembulan menjelang malam, ada hangat menerima freund dengan senyum manis dan canda tawa, seketika esok mengaggap companions sebagai musuh abadi yang harus di eliminasi untuk kedamaian dunia. Terhentak sejenak, terasa seperti jalan hidup kaum mujaheddin Afghanistan atau pergerakan intifada Palestine.. dimusuhi, dibuang, diblok... hingga diburu sampai negeri atap dunia.

Sekarang... mengutip kata seorang sahabat : "seperti permainan kembang api....," meledak, haru biru, decak kagum hingga ternganga mulut untuk mengagumi keunikan cahaya dibentuk, seni gembira yang terpancar darinya. Awal indah terasa damai bagi mereka, seru seperti thriller orphan, bahagia tertawa sepanjang serial friends atau menangis bersama mengikuti scene Fly me to polaris..., namun tak sampai akhir, hanya basah tanggung layak bermain di pantai pasir hitam pulau anak karakatau.


Kata orang jerman (itupun kalu benar tata bahasanya...) "Wir sind bereits Freunde"


..........................Tak pernah lekang oleh waktu.....................Semoga tak pernah......

P/S :
1. Poto ekspresi diculik dari jepretan gyo Photowork.
2. Donasi buat saran lagu dari Delnduet
3. Tempat nanya-nanya NumeruOno
a