2/10/2010

Gerakan Koin



Di pertengahan 2009 hingga awal 2010, banyak sekali gerakan-gerakan rakyat yang mendukung sesamanya yang teraniyaya. Dari media koran, tv hingga media internet (maya) begitu menggurita akan berita ini. Dimulai dengan drama cicak-buaya yang sangat menggugah hati kita akan mengguritanya akar KKN, kemudian ditemani oleh dukungan terhadap ibu prita terhadap pelayanan kesehatan. Dua hal ini sangat menggugah hati masyarakat termasuk aku sebagai bagian dari bangsa ini, begitu ‘grigitan’ terhadap perkembangan perjalanan indonesia. Mulai dari hukum, politis hingga ranah sosial pun mulai terkoak sedikit, ini potret indahnya IndonesiaKU...!

Gerakan koin untuk mendukung sesuatu atau seseorang mulai ‘rame’ di jaman ini. Dengan ditemani oleh ‘facebook’ sebagai patnernya mereka berdua menjadi ajang menggalang dukungan masyarakat terhadap ‘sistem’ Indonesia yang menurutku sangat ‘ironic...!’. Mari kira lihat sejenak, awal sudut permasalahan adalah ‘hukum’ atau lebih tepatnya keberpihakan hukum terhadap minoritas –mendominasi. Siapa itu..? mereka yang mampu menjadi dalang terhadap wayangnya (hukum), hingga para aktor menjadi teraniyaya. Contohlah cerita ibu tua yang meminjam (istilah halusnya) dua buah untuk menyambung hidupnya, atau seorang bapak yang mencharge hp lewat sebuah kondominium mewah.

Penderitaan-penderitaan ini sangat populis di mata televisi, menjadi sebuah ‘pilot-news’ terhadap perbedaan tafsiran 'sistem' di indonesia, tafsiran bagi rakyat jelata (masyarakat biasa) terhadap kaum minoritas borjuis (meminjam istilah orang prancis), dah sangat berhasil membentuk opini masyarakat, berujung pada mendukung gerakan tersebut. Jumlah pendukung gerakan fecebookers cicak-buaya melebihi target, hingga jumlah koin untuk prita melebihi nominal yang ditetapkan oleh pengadilan. Namun aku memiliki sebuah ide konyol terhadap gerakan koin ini..... apa itu?

Terkisah sebuah perkembangan korupsi yang semakin banyak jumlahnya, setiap hari dalam koran-koran selalu ada koruptor yang di curigai, di periksa hingga di tahan. Atau cerita fasilitas para pembantu presiden yang mewah, hingga kenaikan salary mereka. Untuk yang pertama, aku berpendapat, ini adalah penyakit kronis namun tak pernah ada obatnya, hanya bisa berkurang tapi tak akan bernah berhenti, karena korupsi penyakit karma dari sebuah ‘kenegaraan’ dan sudah jauh dimulai semenjak zaman romawi kuno. Dan berlaku dimana saja dan kapan saja...!!!. untuk yang kedua, aku punya analisis, mungkin niatnya baik, untuk mencegah penyakit pertama (korupsi) sehingga bisa sedikit berkurang (sekali lagi berkurang) dari yang sebelumnya, karena dengan diberikanya fasilitas lebih ini, bisa meredam kegilaan penyakit pertama. Namun, perlu juga di ketahui bahwa, saat ini kita (rakyat) sudah begitu ‘tertekan’ dengan kegilaan hidup, biaya hidup makin tinggi, sementara kesejahteraan lambat berjalan. Atau harga sekolah (kuliah bagi aku..) sangat mahal..MAHAL!, padahal modal utama untuk maju adalah pendidikan.

Nah. Kembali ke ide konyolku... “gerakan koin untuk kesejahteraan”. Disini koin yang terkumpul kita sumbangkan untuk mereka, siapa? Mereka para pejabat, untuk mencegah mereka membebani kita (masyarakat), dengan harapan mereka bisa menahan nafsunya untuk berkorupsi...!. Pas lagi diskusi di YM ada saran dari kawanku (yang kerja di jakarta) : kan tuh duit dari pajak yang kita bayar, jadi kan sama kasusnya kalo kita ngasih koin langsung, biar pajak yang kita bayar bisa buat jalan ato jembatan ato buat berobat biar murah..benerkan...!!?. Sepontan aku langsung ngakak, bener juga yah. Tapi sekali lagi, ini sebuah ide konyol dan mungkin tak akan terealisasi, karena tak akan pernah ada yang mau menerimanya.

Pernah terlintas pemikiran, seaindainya ini terlaksana, dan koin itu terkumpul.. kira-kira siapa yah yang mau menerima? Atau siapa yang mau minta dari koin ini, dan bayangkan... dari aceh hingga papua., berapa koin yang musti disumbang rakyat untuk mengurangi penyakit kronis bangsa ini. Bagi yang akan melaksanakan ide ini, aku tak akan pernah minta royalty atau fee hak paten, biar di sumbangkan ‘buat yang lagi sakit korupsi ‘.

Terakhir, saat menulis ini dan tulisan-tulisan yang lain, ada yang kutakutkan.. UU-ITE, hahaha.. Gara-gara nulis surat di dunia maya, bisa 'mpe' didenda 200 juta, atau nulis status lagi kesel kayak si artis malah kena semprot ...., karena kalau dah masuk ke ‘hukum’, ya tau sendiri lah ceritanya....!

3 comments:

freak dreamer said...

ak usah khawatir kena UU ITE, Dean...
tar klo elu kudu bayar denda, kita siapin koin buat bantuin elu hehhehehhehehe

limestone said...

ckckckc... begitu yah sekarang

Josephine dee said...

ckckckc ... ini konyolitas dhean ya ?? :P
korupsi dan kemiskinan bagaikan dua sisi mata uang dhe, so pilih yang mana ???
its a life