9/16/2010

Mudik ke Kampung "Bubuhan Tanjung"

SUBHANALLAH….
ALHAMDULILLAH….
ALLAHU AKBAR….

Kembali ke fitrah,
saatnya kembali ke syariah….

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar….,
-----------------------
Sabtu, 11 September 2010.... pagi hari jam 5.30, memulai rutinitas mudik lebaran menuju daerah utara Kalimantan Selatan, sebuah budaya yang mungkin hanya ada di negara kita yang tercinta ini, budaya yang menurutku sangat melelahkan namun terbayar dengan silaturahmi sebuah keluarga secara khusuk dalam nuansa kemerdekaan setelah ramadhan dilalui sebulan penuh.

Ritual mudik tahunan kali ini sangat berbeda, biasanya mudik yang aku lakukan dimulai dari tanah rantau di Yogyakarta, menuju Kotabaru - Kalimantan Selatan, bareng dengan comrade seperjuangan dalam menuntut ilmu. Namun kali ini, pertama kali aku bermudik ria dengan tanggung jawab sebagai keluarga.

Perjalanan dimulai dari kota yang telah membesarkanku menyusuri jalan dari pulau laut menuju daratan Kalimantan Selatan. Ini kali kedua kami mengambil jalur pintas menuju Tanjung melewati kaki gunung Meratus, menapaki ex-jalan hauling kodeco melintasi 5 kabupaten sekaligus. Kondisi jalan.... yang sangat asri dengan alam (menurutku kelewat asri karena dari jarak total sekitar 200 km, separonya masih merupakan jalan tanah..!). Andai ada Metro TV, atau TV-One meliput perjalanan mudik di pedalaman kalimantan ini, maka akan terlihat perbendaan kondisi jalan antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa.

Sepanjang jalan mataku berbicara melalui Lensa si Canon, menyiratkan keindahan alam tersembunyi yang ada di bumi ' Waja Sampai Kaputing' ini...

Keindahan Kaki meratus dari daerah Mentewe - Tanah Bumbu saat jam 11.00 Wita, awan bergelantungan dilangit menambah indahnya Meratus, seakan bersentuhan dengan gelombang awan.

Jalan Aspal yang terbaik yang terekam selama perjalanan ini, lumayan dengan hanya lebar 6 meter, berliuk-liuk mengikuti body ular menyisir pinggiran kaki Meratus.

Makan Siang di ruang terbuka alam, begitu menyatu dengan alam, beralaskan koran bekas....

Nuansa hutan berpadu dengan kebun di daerah kaki meratus, daerah Paramasan - Banjar seakan lebih sejuk dengan mendung siang hari, menemani selama perjalanan kami..


Bagungan Puskesmas yang terletak di atas bukit daerah dekat Loksado - Kandangan, terlihat seperti sebuah villa di seputaran Kaliurang atau kawasan puncak bogor...

Keluarga besar dari 'Bubuhan Tanjung' ... Keluarga kecil yang kami datangi dalam ritual mudil lebaran ..... Sabtu malem bisa merenggangkan pinggang dan bertemu sapa silaturahmi bersama keluarga.

Minggu, 13 September jam 13.00 Wita, perjalana ritual Mudik di lanjutkan ke Banjarbaru, sampai sekitar jam 17.30 Wita, Pagi Senin, 14 September perjalanan dilanjutkan kembali ke ranah peraduan Kotabaru. Praktis 'Bubuhan Banjarbaru' tidak sempat terekam dalam ekspedisi Ktb-Tanjung-Bjb-Ktb mudik kali ini.

Perjalanan pulang menuju kotabaru di lanjutkan melalui jalan trans-kalimantan melalui 2 kabupaten.

Keindahan alam daerah Pleihari namun masih dalam cerita kaki Meratus.. nuasa kebun pisang menjadi teras dari kemegahannya.


Panorama jalan Trans - Kalimantan yang menuju Kotabaru, haparan awan bagaikan lukisan kanvas di alam terbuka.....


'Bubuhan Kotabaru' yang menjadi peserta mudik, saat pose dengan nenek dari ayah...
-----------




a

1 comments:

Josephine dee said...

Biarkan Canon yang Bicara ya pak Dhe .. Asik dan sangat alami